Tarian Pamonte asal Kota Palu raih rekor MURI
Beritapalu.com,
PALU-Tarian tradisional Pamonte yang diikuti 5.460 penari meraih rekor
Museum Rekor Indonesia (Muri) di hari peringatan ulang tahun Kota Palu
ke-33 sekaligus tercatat dalam rekor dunia dengan nomor urut 5085.
Sri
Indrayanti dari Muri memberikan sertifikat MURI kepada Gubernur
Sulawesi Tengah H Longki Djanggola kemudian diteruskan kepada Wakil
Walikota Palu H Andi Mulhananan Tombolotutu di Lapangan Vatulemo, Selasa
siang.
Sri
Indrayanti mengatakan tercatatnya tarian Pomonte dalam rekor MURI
maupun rekor dunia terkait dengan penilaian jumlah penari terbesar dan
tarian itu hanya ada di Palu Provinsi Sulawesi Tengah (Sulteng).
‘’Ini
upaya melestarikan budaya, menunggu dari pagi hingga terik matahari.
Penampilannya juga dilakukan dengan maksimal,’’ ujarnya.
Sementara
itu, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Palu Sudaryano
Lamangkona mengatakan tarian Pomonte awalnya ditargetkan sekitar 3.000
penari, akan tetapi selama latihan sekitar seminggu lebih, justru
jumlah penari terus bertambah. “Ini berkat dukungan dan partisipasi
guru-guru dan orang tua murid,dan tercatat sebanyak 300 sekolah ikut
terlibat’’Ungkap Sudaryano.
Tarian
Pomonte merupakan tarian salah satu dari tari daerah yang telah
merakyat di Propinsi Sulawesi Tengah (Sulteng) dan menjadi symbol dan
refleksi gerak dari salah satu kebiasaan gadis-gadis Kaili pada zaman
dulu dalam menuai (panen) padi. Suku Kaili adalah suku asli masyarakat
lembah Palu dengan mayoritas hidup sebagai petani.
Tari
Pomonte sendiri melambangkan sifat gotong royong dan memiliki daya
komunikasi yang tinggi, hidup dan berkembang di tengah masyarakat yang
telah menyatu dengan budaya masyarakat. Kata Pomonte berasal dari
bahasa Kaili Tara yang terdiri dari dua potongan kata, Po bermakna
pelaksana, Monte bermakna Tuai (Menuai). Sehingga Pomonte bermakna
Penuai.
Tari
Pomonte menggambarkan suatu kebiasaan para gadis-gadis suku Kaili di
Sulawesi Tengah yang sedang menuai pada waktu panen tiba dengan penuh
suka cita, yang dimulai dari menuai pada sampai dengan upacara
kesyukuran terhadap sang pencipta atas keberhasilan panen.
Tarian
yang dibawakan oleh gadis-gadis ini memiliki daya pikat karena dalam
penampilannya mampu menciptakan suasana gembira terhadap penonton, baik
dalam gerak maupun lagu yang dinyanyikan dalam bahasa daerah Kaili,
sehingga tari Pomonte dapat dimengerti langsung oleh yang menyaksikan
khususnya masyarakat di lembah Palu(bar)
Sumber : http://pembelajaran-pendidikan.blogspot.com/2012/03/tarian-pamonte-asal-kota-palu-raih.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar